Italy, sebuah negara yang cukup memberi saya banyak kenangan, terutama saat saya masih aktif bekerja sebagai editor mode dulu. Saya masih ingat sekali pertama kali saya ditugaskan untuk meliput agenda Milan Fashion Week pada tahun 2011 yang lalu. Tanpa ada pengalaman sebelumnya menginjakkan kaki di kota tersebut, dengan usia yang sangat muda. Usia dua puluhan dimana penggunaan GPS dan smartphone belum umum seperti saat ini.
Tentu bukan suatu yang mudah, untuk menjelajahi kota Milan dengan bermodalkan peta kertas, dan bertanya kepada setiap orang yang berjalan kaki, untuk alamat rumah mode yang dituju untuk meliput. Maka tak heran terkadang ketika tiba di alamat yang dituju, acara yang ingin diliput pun telah usai.
Setelah hampir lebih dari 12 tahun saya tidak mengunjungi Italy, tahun ini saya mendapat kesempatan untuk singgah selama tiga malam Sassuolo. Namun kali ini pengalaman berbeda lagi yang saya dapatkan. Jauh dari kebisingan kota besar metropolitan, dan segala hiruk-pikuknya. Sebuah momentum yang tak pernah terprediksikan, akhirnya saya mendaratlah di kota Bologna, yang dilanjutkan berkendara ke Sassuolo sebuah daerah pusat industrial yang terletak di propinsi Modena.
Tentu tak banyak hal yang dapat dilakukan di sebuah kota kecil seperti Sassuolo, namun justru disinilah kita melihat kultur yang sebenarnya dari penduduk Italia yang terkenal hangat dan ramah. Namun sekalipun area ini dikatakan sederhana, namun jauh dari kesederhanaan penduduk desa yang kita bayangkan seperti di negeri kita.
Penduduk di kota ini justru terlihat stylish dan amat memperhatikan penampilan, sekalipun mereka berusia lebih dari 60 tahun. Tak hanya dari cara berpakaian, tata rambut dan wajah pun tampak selaras. Sekalipun aktifitas di kota kecil ini tak banyak, dan mungkin hanya pergi keluar rumah untuk bertemu teman dan menikmati secangkir kopi di pagi hari.
Jika bisa saya gambarkan bahwa kota Sassuolo ini ruang lingkup aktifitasnya adalah di sebuah alun-alun yang disekelilingi oleh pertokoan, restoran dan gereja yang mengisi bangunan tua yang telah berdiri sejak ratusan tahun yang silam. Uniknya lagi suara dentangan lonceng setiap jam pasti berbunyi dari tengah Menara yang berada di alun-alun tersebut.
Deretan toko yang memenuhi area tersebut pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Sekalipun kota kecil itu jarang terjamah oleh turis, namun beragam produk yang ditawarkan berasal dari lini papan atas internasional. Butik multibrand yang berada di area tersebut pun menjual niche brand dari negara-negara Eropa lainnya, seperti Copenhagen. Tentu bagi Anda yang biasa mengunjungi Italy hanya seputar Roma atau Milan, sudah saatnya Anda eksplorasi kembali kota lainnya. Karena dari kota kecil seperti ini segala jenis pasta yang lezat justru dapat ditemui di restoran-restoran di Sassuolo.
Dan sekali lagi, jangan anggap kota kecil ini seperti desa atau kampung yang tidak update dan terbelakang. Karena berbagai restoran fine dining justru berada di setiap tempat. Begitu pula dengan bar-bar yang berkelas juga ada di daerah ini. Namun jangan kaget jika pada pukul 12.30 sampai pukul 15.30 siang toko tutup sementara, hal ini dikarenakan mereka masih menjalankan budaya lokal untuk menjaga keseimbangan hidup. Terutama di musim panas. Jadi kalau kamu mau berkunjung hindari jam tersebut.