Ketika Dosa dan Pengalaman Buruk Berubah Menjadi Karya Seni

Bagi kebanyakan orang, sesuatu yang terlihat indah serta menarik untuk dipandang seringkali menjadi sebuah patokan untuk menilai sebuah karya. Namun, penilaian tersebut tidak berlaku bagi para seniman untuk menciptakan karya-karya yang 'cemerlang'. Salah satu seniman tersebut adalah Alipjon. Indah merupakan suatu kata yang subjektif, bukan?

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by alipjon (@alipjon_) on

Selama perjalanan hidupnya, Alipjon telah melampaui berbagai pengalaman-pengalaman buruk yang mungkin terlalu panjang untuk dideskripsikan lewat kata-kata. Namun Anda, dapat melihat curahan pengalaman hidup yang ia alami lewat karya-karya seni seperti lukisan yang ditunjukkan dalam beberapa instalasi seni serta media sosial miliknya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by alipjon (@alipjon_) on

Secara kasat mata ketika melihat lukisan-lukisan yang Alipjon tampilkan, tidak ada keindahan yang dapat saya tangkap. Namun, semua hal tersebut berubah ketika saya melihat karya-karya yang ia tampilkan secara menyeluruh, mengetahui latar belakang, serta motif yang bertemakan dosa-dosa serta kesalahan di masa lalu. Flashback merupakan kata yang tepat untuk menyampaikan hal tersebut.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by alipjon (@alipjon_) on

Karya-karya Alipjon ibarat sebuah luka yang sudah mengering dan tidak menimbulkan rasa sakit lagi. Ketika menceritakan luka yang sudah sembuh, tentu saja itu akan menjadi pengalaman lampau yang dapat diceritakan dengan kondisi hati berbeda. Karya Alipjon menyampaikan dengan jelas bahwa setiap pengalaman buruk yang sudah dialami dapat menjadi suatu kekuatan untuk dapat melangkah lebih jauh.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by alipjon (@alipjon_) on

Saya percaya akan hal tersebut, bagaimana dengan Anda?