Minggu pertama di bulan kesebelas telah menyapa, artinya kita harus bersiap-siap membenahi apa yang belum selesai sebelum tahun 2025 ini usai. Seperti layaknya tugas yang harus segera dikumpul, maka begitu pulalah tugas pekerjaan dan segala pertanggung jawaban lainnya yang harus dilaporkan ke manajemen atau pemegang saham.

 

Lantas bagaimana dengan tugas membenahi diri sendiri yang setiap tahun selalu menjadi resolusi dalam mengawali tahun yang baru. Apakah resolusi yang telah dibuat pada akhir tahun lalu sudah tercapai? Atau tetap hanya menjadi resolusi?

 

Setiap tahun setiap manusia selalu menyusun resolusi sebagai strategi untuk memilih jalan mana yang akan yang akan ditempuh dalam menjalani kehidupan di setahun kedepan. Namun apakah proyeksi yang dibuat justru menjadikan motivasi atau beban, itulah yang harus diperhatikan. Karena jangan sampai rencana yang dibuat justru menjadikan beban.

 

Walhasil kesuksesan yang seharusnya menjadi milik Anda justru berubah menjadi kestressan yang Anda harus tuai. Berambisi boleh tapi bukan berarti ambisi tersebut menjadi ego yang membawa malapetaka.

 

Beberapa hari yang lalu saya berjumpa dengan seorang kenalan baru yang berusia sekitar dua puluhan akhir. Dan Ia pun bercerita mengenai karier terakhirnya yang bekerja sebagai tim kreatif untuk sebuah talent management, bahwa pekerjaan terakhirnya itu menempatkan ia untuk membuat materi media sosial untuk 15 artis bernama besar. Dan keseharian yang ia alami ternyata begitu pelik, bahwa dengan kata lain ia harus mengkloning dirinya menjadi 15 orang dengan karakter berbeda.

 

Maksudnya disini adalah isi konten yang dibuat haruslah sesuai pribadi setiap talent tersebut masing-masing. Artinya ia pun harus menyelami karakter talent-talent tersebut, baik dari gaya bahasa dan sebagainya. Pekerjaan yang awal mulanya terlihat menyenangkan karena hanya berkutat dengan media sosial berujung menjadi pengikisan jati dirinya.  Ia sendiri merasa seperti kehilangan jati dirinya. Hingga akhirnya ia pun mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang tampak dari luar layaknya sebuah profesi idaman di mata Gen-Z, nyatanya justru bagaikan sebuah boomerang.   

 

Untuk itulah sebelum kita melangkah ke tahun berikutnya, ada baiknya kita melihat perspektif yang berbeda. Apakah target yang nantinya akan kita set untuk tahun berikutnya adalah sebuah langkah yang masuk akal, atau hanya sebuah ego semata untuk mengalahkan diri sendiri. Karena jika tujuannya adalah untuk terlihat sukses dimata orang lain, bukan berarti sukses untuk diri kita sendiri. Bagaimanapun hanya kita seorang yang tahu akan limit pada diri kita.      

 

 

Foto: Boys in Bristol Photography abroad - Lebele Mass (Pexels.com)