#CLARAPride: Wawancara Bersama Naufal Abshar

Sebagai seniman di era digital, Naufal Abshar merasa hidupnya gelisah akan kepastian yang dapat diberikan industri tersebut. Namun, hati dan tekad yang penuh membuatnya merasa menjadi seorang seniman adalah takdirnya. Apalagi setelah bersekolah di Singapura, pintu mulai terbuka perlahan-lahan untuknya hingga ia mendapatkan pencapaian hebat. "Jangan mental tempe!" Ia berpesan.

Naufal Abshar in TANGAN

Sebagai seorang seniman, apa pesan yang menurut Anda paling menarik untuk disampaikan kepada publik?
Lebih ke arah pesan yang bisa dibilang, jangan cepat menyerah akan apa yang kita percaya, dan juga lebih ke arah kerja keras untuk meraih cita-cita. Sukses itu harus diperjuangkan. Siapapun dan apapun bidangnya berhak menjadi sukses, jika kalian ingin berkerja keras.

 

Dengan posisi dan keadaan Anda saat ini, apakah Anda sudah mencapai kata sukses itu sendiri?
Menarik, karena bisa dibilang kalau saat ini, I think I haven’t achieved that success. Ada namanya "small steps of success", sekarang saya masih ada dalam tahap pertama to get my bigger goals, jadi kalau dibilang sekarang saya sudah sukses itu belum jawabannya, karena kalau sukses adalah goal pertama, that means it ends like that. So, I think that I still have journey that I have to fulfill. Jadi bisa dibilang, masih memulai.

 

Makna sukses dari seorang Naufal Abshar sendiri apa, sih?
Makna sukses itu besar banget ya, bisa dibilang, salah satunya adalah happiness. That is the most important part. Happiness itu adalah salah satu tujuan utama saya. Sukses itu adalah ketika kita mempunyai suatu mimpi, menaklukan mimpi itu, dan menunjukkan pada orang “Hey, I can do it. I can make it.” yang dulu kita diremehkan, orang-orang bilang “Ah, you can not make it”, dan pada ujungnya kita bisa melakukan itu, that is the part of success. Tapi orang itu beda-beda ya, for me, my success is success in life and also in the afterlife.

 

Sejauh ini, apa karya Anda yang paling berkesan dan punya makna paling dalam untuk Anda sendiri? Dan mengapa?
Karya-karya yang terlahir dari kegalauan, sesuatu yang mengganggu pikiran, itu sesuatu yang cukup personal dan cukup berkesan karena it comes from your heart and it is honest. Jadi bagi saya, karya yang bagus itu adalah karya-karya yang start from personal and it can be related it can be converted into a bigger picture as a social, dan itu karya yang jujur.

 

Karya itu sendiri, ada namanya yang mungkin Anda ingat?
Lupa sih namanya, tapi salah satunya kalau tidak salah “Catching Your Dreams”, ada gambar seorang laki-laki membawa piala, di situ ada lampu neon bertuliskan “Catching Your Dreams” or something, it represents me as a person dulu menjadi seseorang yang mempunyai cita-cita menjadi seniman di mana cukup sulit dengan social pressure dan lain lain, diremehkan dan segala macam tapi finally even though I haven’t reach that stage, I can show them that I can make it and everyone can make it.

Naufal Abshar in TANGAN

Dari awal terjun ke dunia seni, apakah Anda pernah merasa ragu akan bidang ini?
Saat memutuskan “I wanna be an artist”, it is a big decision. It takes courage. Karena, saat itu stereotype seniman tidak jelas, dan sebagainya. You will not have stable income, whatever. Kemudian juga dari orang tua, ingin anaknya menjadi sesorang yang sukses, entah menjadi dokter, insinyur, whatever. Nah, di situ awal-awal karier saya di mana teman-teman saya sudah punya stable job at a public company and stuff, and I’m just the one who was not doing anything. And social pressure strike me. Di situlah kebimbangan muncul apakah saya lanjut atau tidak. Tapi disitu saya pikir, I work for my passion, jadi tidak usah takut.

 

Apakah alasan tersendiri Anda memilih untuk menjadi seorang seniman?
Becoming and artist is one of the best job in the world. Because you do whatever you want and people pay for it. You can do whatever you want, you can make artwork that talk about whatever, and people will appreciate it. And people pay for it. Lebih ke arah fleksibilitas kerjanya, sih. I’m not a 9 to 5 person, yang harus ke kantor dan segala macam, saya juga tidak bisa kerja dengan orang. Oleh karena itu, saya bisa mencurahkan persoalan saya sendiri dan people appreciate it and pay for it. I can have a statement, I can have a voice, but I have to be responsible with my work.

 

Bagaimana memulai karier di bidang seni?
Mulainya when I was in Singapore after I graduated. Dulu ingat sekali tidak punya yang namanya contacts dan network, so what I did, I used to work in art galleries to get knowledge of what is happening in the art world dan salah satu caranya adalah I make my own catalogue so I save my money after I work at Singapore and came back here. Lalu membuat kalatog sendiri ke satu-satu pintu gallery, ke kolektor, dan datang ke acara untuk bagi katalog juga.

 

Pesan singkat untuk Naufal Abshar lima tahun lalu?
The thing is, I am who I am right now because there are many obstacles in my life. We have to struggle and indeed the struggle is necessary. Because from struggles we can be a better person, and never give up. There is always a way to find your dreams, there is always a solution. I think that is the most important and for the young generation never give up dan jangan mental tempe yang kayak “Ah, I fail for once.” It’s okay! It’s okay to fail, it’s okay kalau ditipu dan segala macam at the end there’s always a way.

 

Hal yang paling Anda banggakan?
Dari satu profesi yang sangat diremehkan, saya bisa bertemu dengan orang-orang hebat. Saya bisa disejajarkan dengan orang-orang hebat, bisa menjadi speaker in front of a thousand people with CEOs around the world, international, saya bisa membawa impact ke anak-anak muda. To inspire, itu sih yang saya banggakan dan I am happy with it.

 

Makna “Pride” bagi Anda?
Pride is ideology. It could be perceives in a positive way or a negative way, if you overpride, orang menjadi sombong. Pride is necessary when you take it in a professional level, punya standard for people to appreciate you. Pride is necessary as long as you take in good portion.

 

What is your proudest moment in life?
When I can recall my toughest situation and something taboo, or shameful,
tapi itu bisa menjadi my weapon. Hahaha. Then I can make my parents proud by having my solo exhibition dan banyak orang yang datang ke sana, I made honor speech and I acknowledged my parents struggles, seeing them proud dan berkaca-kaca. That is my proudest moment in life in my opinion.