Deg-Deg Ser!

Babak kuartal pertama dari tahun 2024 yang menunjukkan kurang bersahabat.

Common Sense

Percayakah Anda dengan peruntungan awal tahun berakhiran ‘4’ ini? yes 2024 baru saja berjalan dua minggu. Dapat dikatakan mereka yang baru saja pulang dari liburan akhir tahun, baru saja mengawali minggu mereka di kantor. Awal tahun, semangat baru! Seharusnya vibrasi energi tersebutlah yang dibawa sampai penghujung tahun nanti. Tetapi kenapa fase pertama saja belum berhasil dilewati, namun rasa anxiety sudah mulai menyapa? 

 

Babak kuartal pertama dari tahun 2024 ini baru saja berlangsung 10 persen, dapat dikatakan belum ada yang diraih di chapter pertama ini. Tetapi segala rasa ketakutan mulai terasa vibrasinya. Bagi saya sendiri diawali dengan pengeluaran yang lumayan deras, bak keran bocor. Baru saja ada pemasukan kemarin, hari ini sudah harus keluar lagi. Sehingga saya pun bingung kesalahan perhitungan dimana? Padahal sudah diprediksi untuk pengeluarannya.

Photo: Cottonbro Studio - Pexels.com

Mulai dari menipiskan pengeluaran untuk entertainment, seperti nge-mall, fancy dinner, nonton di bioskop, hingga pergi berlibur. Namun entah mengapa pengeluaran tak terduga justru datang tanpa diundang. Layaknya atap rumah bocor, yang membutuhkan jasa tukang panggilan. Lalu hujan tak menentu yang menjadikan pengeluaran ekstra untuk sarana transportasi seperti taksi, yang melonjak tarifnya karena macet. Ditambah borosnya bensin ketika harus menggunakan sarana pribadi.

 

Sehingga dapat disimpulkan kehidupan di kota ini semakin tahun, semakin membuat jantung deg-deg ser. Mulai dari inflasi yang meningkat, kurs nilai tukar dengan mata uang asing yang semakin melemah. Dan tawaran untuk jajan dan gaya hidup yang semakin membanjiri.

 

Beberapa minggu yang lalu sebuah talk show di radio swasta melakukan riset mengenai pendapatan yang pantas bagi penduduk kota Jakarta. Dan dalam percakapan tersebut dikatakan bahwa penduduk negeri ini akan dapat terpenuhi kebutuhan pokoknya apabila pendapatan per bulan-nya minimal 14 juta rupiah per bulan. Sementara nilai tersebut masih sangat jauh dengan Upah Minimum Regional yang ditetapkan.

Photo: Cottonbro Studio - Pexels.com

Lantas bagaimana generasi gen-Z dan milenial dapat menabung dan berinvestasi dalam properti? untuk membuat terpenuhinya keperluan suatu rumah tangga kecil sulit, bagaimana mau merancang masa depan? Logikanya dua orang saja (suami dan istri) aktif bekerja saja tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Lantas apa lagi yang harus mereka kerjakan agar dapat terpenuhi?

 

Jika dalam 24 jam harus melakukan 3 pekerjaan dalam sehari dan harus berpindah-pindah tempat/kantor saya rasa bukan ide yang baik untuk kelangsungan tubuh dan mental, mengingat padatnya lalu lintas kota yang tiada ampun disetiap jamnya. Lantas apa yang harus diupayakan agar hidup dapat berlangsung?

 

Sekarang paham kan? Kenapa saya memberi judul artikel ini adalah ‘deg-deg ser’? Karena memang begini adanya hidup di Jakarta saat ini. Semakin berganti tahun, semakin mengada-ada problemanya. Jakarta,…oh…Jakarta! 

 

Opening Photo: Shvets Production - Pexels.com