Melepas Dahaga Dalam Jiwa

Birds of the same feathers flock together, and when they flock together they fly so high.

Common Sense

Berbuka puasa bersama memang menjadi suatu momentum untuk kembali mempererat tali silaturahmi. Baik berbuka bersama dengan keluarga, sahabat, rekan bekerja, hingga teman lama yang tak pernah jumpa selama belasan tahun. Karena berbuka bersama tak hanya sekedar buka puasa semata, melainkan membuka isi hati yang telah lama tak diungkapkan.

 

Baru saja kemarin saya berbuka bersama dengan sekumpulan teman semasa kecil, yang telah belasan tahun tak berjumpa. Pertemuan itu tentu diisi dengan beragam rasa. Dari perasaan kangen, jenaka, hingga derai air mata. Belasan tahun tak jumpa nyatanya menumpahkan banyak kisah problema kehidupan masing-masing. Yakni rangkaian problema rumah tangga di usia akhir 30-an.

Foto: PNW Production - Pexels.com

 

Bahwa rumah tangga yang telah dijalankan selama satu dekade bahkan lebih, nyatanya menimbulkan luka dan trauma. Dari enam teman saya yang berkumpul dalam agenda buka bersama tersebut, ternyata mempunyai konflik dengan pasangannya. Setengah dari anggota buka bersama tersebut berpikir untuk bercerai, dengan alasan hubungan  yang toxic.

 

Sebab musabab adalah perubahan sikap pasangan yang menjadi abusive baik verbal hingga perbuatan. Yang ketika ditelusuri bermuara pada trauma masa kecil yang tak terselesaikan. Dan ketika tekanan kehidupan rumah tangga, kantor, maupun lingkungan hadir, mengakibatkan pasangan-lah yang harus menerima limpahannya.

 

Entah mengapa pada malam tersebut kami seolah dipersatukan dalam suatu cerita yang sama. Bahwa sebuah trauma yang menyatukan cerita antara satu dan lainnya. Apakah sebuah ungkapan yang berbunyi “Birds of the same feathers flock together” benar adanya? Jika memang kenyataannya seperti itu maka alangkah menyedihkan.

 

Pembicaraan dari agenda berbuka bersama itu pun tak sekedar mencurahkan isi hati masing-masing. Tetapi juga saling berbagi pandangan dalam menyikapi ragam problema satu sama lain. Tak hanya sekedar berdiskusi untuk mencari jalan keluar, hingga bentuk support yang berbentuk penguatan. Walaupun tak dapat diselesaikan dalam waktu singkat, namun setidaknya dapat membukakan pikiran untuk belajar mengambil sikap. Birds of the same feathers flock together, and when they flock together they fly so high.

 

Setiap manusia memang memiliki trauma kehidupan masing-masing. Namun tergantung bagaimana setiap orang tersebut menyikapinya. Apakah dapat memaafkan dan mengubah trauma tersebut menjadi sebuah motivasi untuk berdiri tegak, atau justru menjadikannya sebagai penghalang untuk maju dan hanya berdiam diri saja meratapinya. Karena sebetulnya manusia diberikan cobaan oleh Tuhan adalah untuk menjadikannya ‘naik kelas’. Menjadikan dirinya lebih kuat bahkan dapat membuat manusia tersebut menjadi lebih berisi. Karena sudah pasti apa yang terjadi dalam hidup, pada akhirnya memilki hikmahnya sendiri.

 

Berbuka bersama tak hanya sekedar menghilangkan dahaga, tetapi juga meringkankan apa yang menjadi beban dalam pikiran dan hati.  Sebuah pertemuan singkat dipenghujung bulan Ramadan memang memberikan kesannya masing-masing. 

Sehingga pada hari yang fitri nanti kita akan benar-benar kembali menjadi nol. Tanpa beban dan benar-benar fitri. 

Foto: Mael Balland